CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Minggu, 31 Oktober 2010

skripsi quh

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Komunikasi organisasi yang berjalan dengan baik sangat mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai suatu pertunjukan dan p enafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakasn bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan yang hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace, 2001: 31).
Komunikasi organisasi menurut goidhaber (dalam Muhammad 2000: 67) adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Dari beberapa teori tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa suatu organisasi/perusahaan tidak terlepas dari proses komunikasi organisasi. Dan komunikasi organisasi ini sangat berhubungn dengan fungsi-fungsi yang ada, termasuk kinerja karyawan. Dalam arti kata bahwa penigkatan kinerja karywan dipengaruhi oleh komunikasi organisasi yang terjadi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan kinerja juga sangat ditentukan oleh iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja. Redding (dalam Pace 2005: 146) mengatakan bahwa ”iklim (komunikasi) organisasi jauh lebih penting dari pada keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif”. Kopelman, Brief dan Guzzzo (1989) (dalam Pace 2005: 146) membuat suatu hipotesis yang mengatakan bahwa iklim organisasi, yang meliputi iklim komunikasi, penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dengan produktivitas. Mereka menerangkan bahwa ”bila sebuah organiasasi melaksanakan suatu rencana insentif keuangan baru atau berperan serta dalam pembuatan keputusan, mungkin muncul suatu perubahan dalam iklim organisasi. Perubahan iklim ini mungkin, pada gilirannya, mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai.” Sementara itu, kepuasan kerja juga memberikan peranan yang signifikan bagi peningkatan kinerja, disamping iklim komunikasi dalam organsasi. Hal ini dikarenakan kepuasan kerja cenderung memperkaya gagasan iklim dengan menyoroti tingkah laku individu dan pribadi.
Dari uraian di atas jelas bahwa peningkatan kinerja sangat dipengaruhi oleh iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja. Begitu juga halnya dengan PT. Naga Mas Estate, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit ini merupakan cabang dari PT. Sinar Mas yang termasuk ke dalam Sinar Mas Group adalah satu perusahaan perkebunan besar yang ada di Kab. Kampar, Riau. Dengan karyawan yang berjumlah 511 orang, PT. Naga Mas telah menjadi sebuah perusahaan yang menaungi seluruh karyawannya. Beberapa program telah dijalankan untuk memberikan yang terbaik pada karyawannya, seperti pemberian rumah dinas, remisi, penanggungan biaya pengobatan, pendidikan, perlindungan kerja, asuransi dsb. Tetapi hal ini kurang di imbangi dengan loyalitas dan peningkatan kinerja karyawan terhadap perusahaan. Ini terbukti dari masih banyaknya permasalahan-permasalahan yang timbul, salah satu permasalahan yang paling penting adalah kinerja karyawan yang masih kurang produktif. Hal ini penulis ketahui setelah melakukan wawancara dan observasi selama penulis melakukan praktek kerja lapangan di Naga Mas Estate kurang lebih selama dua bulan. Keterlambatan jam kerja, kurangnya motivasi kerja, target pekerjaan yang tidak tercapai merupakan salah satu bentuk kinerja yang masih menurun.
Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan besar bagi perusahaan, mengapa kinerja karyawan cenderung belum mengalami peningkatan. Tingginya kinerja karyawan dipengaruhi oleh komunikasi organisasi yang terjadi di perusahaan tersebut (Robbins, 2002:272). Dengan adanya komunikasi organisasi yang berjalan dengan baik, diharapakan akan tercipta saling pengertian diantara semua element perusahaan terutama karyawan yang ada di PT. Naga Mas Estate. Pengaruh dari komunikasi organisasi sangat besar terhadap peningkatan kinerja. Dengan adanya komunikasi organisasi yang baik antara atasan dan bawahan maka kinerja masing – masing element akan terpenuhi. Oleh karena itu komunikasi organisasi menjadi sangat penting bagi suatu organisasi/perusahaan, khusunya dalam hal peningkatan kinerja (Mulyana, 2005:114)
Kembali ke permasalahan yang ada di PT. Naga Mas, dimana kinerja dan motivasi karyawan yang masih rendah yang dipengaruhi oleh komunikasi organisasi yang terjadi. Peningkatan kinerja ataupun penurunan kinerja karyawan ditentukan oleh iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja yang terjadi. Untuk itu berdasarkan fenomena diatas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut; PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. BUANA WIRALESTARI DI NAGA MAS ESTATE, REGION KAMPAR, RIAU. Dengan harapan penelitian ini dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang terjadi di PT. Naga Mas Estate tentang peningkatan kinerja karyawan, sehingga dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas aspek-aspek yang berkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan.

B. Alasan Pemilihan Judul
Alasan peneliti dalam memilih judul penelitian ini adalah:
1. Masalah ini penting diteliti, karena komunikasi dalam organisasi menentukan tercapai atau tidaknya tujuan dari organisasi itu sendiri, selain itu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan.
2. Judul ini relevan dengan jurusan yang peneliti ambil, yaitu ilmu komunikasi serta masalah ini sesuai dengan kemampuan penulis, baik dari segi fikiran, finansial, maupun waktu, serta lokasi PT. Naga Mas Estate yang letaknya tidak berjauhan dengan domisili penulis, yaitu di Kec. Tapung., Kab. Kampar
3. Penelitian ini di harapkan mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan seputar permasalahan yang sedang terjadi di PT. Naga Mas, seputar kinerja karyawan yang menurun.
4. Masalah dapat membantu menambah wawasan dosen, mahasiswa, maupun maupun perusahaan tentang komunikasi organisasi yang efektif dan pengaruhnya terhadap kinerja karywan.
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam judul skripsi ini, maka penulis perlu menegaskan beberapa istilah yang tedapat pada judul skripsi ini, sebagai berikut:
1. Pengaruh, Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, pengaruh di definisikan sebagai: daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang atau benda dan sebagainya. Berpengaruh: ada pengaruhnya; mempunyai pengaruh (Andini, 2003: 312).
2. Komunikasi organisasi, komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (De Vito, 1997:340). Komunikasi organisasi menurut goidhaber adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah (Muhammad, 2000:67). Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu (Wayne, 2005:31)
3. Peningkatan , “Tingkat” berarti kemajuan, tinggi rendah jabatan. peningkatan berarti berusaha untuk memajukan, mencapai sasaran. Mencapai sasaran, mencapai target, melebihi sasaran awal.
4. Kinerja karyawan, “Kerja” menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, berarti perbuatan melakukan seseuatu pekarjaan, sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. “Kinerja” berarti ukuran keberhasilan suatu pekerjaan, peningkatan kerja, kesuksesan suatu pekerjaan. (Andini, 2003:215). ,“karyawan” berarti pekerja, buruh, pegawai (dalam perusahaan), orang yang bekerja di suatu lembaga (kantor, perusahaan, instansi, dsb) dengan mendapat gaji (upah); pegawai, buruh, pekerja (Pius, 1994: 311). Kinerja karyawan adalah ukuran keberhasilan suatu pekerjaan, kesuksesan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/pegawai.
5. PT. Buana Wiralestari Mas (Naga Mas Estate) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang berada di Kec. Tapung Hilir, Kampar, Riau

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang penulis jabarkan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu;
1. Bagaimana pengaruh komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan.

E. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada pengaruh komunikasi organisasi dalam meningktkan kinerja karyawan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

F. Tujuan dan Kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan di PT.Naga Mas Estate.
b. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan
.
2. Kegunaan penelitian

a. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi strata satu ( S1 ) pada jurusan ilmu komunikasi kosentrasi public relations, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Suska Riau.
b. Sebagai bahan informasi bagi penulis, dosen, pembaca dan khususnya untuk para orang tua.
c. Sebagai bahan tambahan referensi ilmiah perpustakaan UIN Suska Riau.

G. Kerangka teoritis dan konsep opersional
1. Kerangka teoritis
Kerangka teoritis merupakan landasan umum bagi penulis untuk melaksanakan penelitian untuk mendukung pengelolaan akurasi data yang akan diteliti, juga untuk menjelaskan teori yang berkaitan dengan masalah yang di teliti yaitu pengaruh komunikasi organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan.
a. Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi mutlak terjadi dalam suatu organisasi, karena didalam suatu organisasi pasti terjadi pertukaran ataupun penyebaran informasi, dimana kesemuanya tercakup kedalam kajian komunikasi organisasi. Tujuan utama dari komunikasi organisasi adalah menciptakan mutual understanding diantara semua element-element yang ada di dalam suatu organisasi (Wayne, 2001:31)
1) Dimensi komunikasi organisasi
Dimensi komunikasi organisasi tercakup kepada komunikasi internal, yaitu proses penyampaian pesan antara anggota – anggota organisasi demi kepentingan organisasi. Dalam bentuk arah arus komunikasi, komunikasi organisasi sangat penting. adapun beberapa arus komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut: (Devito, 1997:346)
a) Komunikasi ke atas ( vertikal )
Yaitu pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya; para pelaksana manajernya, atau para dosen ke dekan fakultas. Jenis komunikasi ini biasanya mencakup (1) kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, (2) masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab, (3) berbagai gagasan untuk perubahan dan sasaran-sasaran perbaikan; dan (4) perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekrjaan itu sendiri dan pekerjaan lainnya. Komunikasi ini sangat penting untuk mempertahankan dan bagi pertumbuhan organisasi. Komunikasi ini memberikan manajemen umpan balik yang diperlukan mengenai semangat kerja para karywannya dan berbagai ketidakpuasan yang mungkin (wayne, 2005:189-190).
Komunikasi vertikal biasanya terjadi dalam bentuk:
(1). Pemberitahuan tentang apa yang harus dilakukan oleh bawahan, seperti pekerjaan mereka, prestasi, kemajuan dan rencana – rencana untuk waktu mendatang.
(2). Informasi seputar persoalan-persoalan kerja yang belum terpecahkan.
(3). Pemberian saran oleh atasan kepada bawahan terhadap unit-unit atau dalam organiasi sebagai suatu keseluruhan.
(4). Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka dan organisasi.
b) Komunikasi ke bawah
Komunikasi ini merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh; pesan yang dikirim oleh manajer kepada karyawannya atau dari dekan fakultas kepada para dosennya adalah komunikasi ke bawah. Perintah seringkali merupakan contoh jelas untuk berkomuniksi ke bawah. Davis (dalam Wayne, 2005: 184).
Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan menurut Katz dan Kahn (1996) (dalam Wayne, 2005: 185), yaitu;
1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan.
2. Informasi menenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik – praktik organisasi
4. Informasi mengenai kinerja pegawai
5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)
Para pegawai di seluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi informasi. Manajemen puncak hidup dalam dunia informasi. Kualitas dari kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan cermat. Manajemen puncak harus memiliki informasi dari semua unit dalam organisasi, dan harus memperoleh informasi untuk semua unit.
c) Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi antara rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Yaitu pesan antara sesama – manajer ke manajer, karyawan ke karyawan. Pesan semacam ini bisa bergerak di bagian yang sama didalam suatu organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metoda dan masalah. Hal ini membantu organisasi menghindarkan beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya. Komunikasi ini juga membangun semangat kerja dan kepuasan karyawan (wayne, 2005:195)
Adapun tujuan dari komunikasi horisontal adalah:
1. Untuk mengkoordinasi penugasan kerja
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
3. Memecahkan masalah, memperoleh pemahaman bersama.
4. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan.
5. Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona.
Hubungan yang baik dan komunikasi yang berarti di antara para karyawan merupakan sumber utama kepuasan karyawan, yang lebih umum lagi komunikasi lateral bisa membantu mengkoordinasikan berbagai kegiatan di dalam organisasi dan memungkinkan berbagai divisi untuk mengumpulkan pengalaman dan keahliannya.

2). Fungsi komunikasi dalam organisasi
Menurut Sandjaja (dalam Burhan Bungin, 2007:274) komunikasi dalam organisasi memiliki empat fungsi, yaitu; fungsi informatif, regulatif, persuasif, integratif.
Fungsi informatif, yaitu organisasi dapat di pandang sebagai suatu sistem pemprosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
Fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: (a). Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau instruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. (b). Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.
Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang di harapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar di banding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: (a). Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. (b). Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi

b. Peningkatan kinerja
Kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi adalah kinerja pegawai, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau suatu peranan dalam organisasi. Dua jenis prilaku atau tugas pekerjaan mencakup unsur-unsur penting kenerja pekerjaan; tugas fungsional dan tugas prilaku.
Redding (dalam Wayne Pace, 2005: 146) mengatakan dua hal yang mempengaruhi peningkatan kinerja dalam hubungannya dengan komunikasi organisasi adalah kepuasan kerja dan iklim komunikasi organisasi.
1). Kepuasan kerja
Kepuasan kerja di dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting, karena dengan puasnya karyawan dalam bekerja dapat meningkatkan kinerja yang semangkin baik. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekrjaannya (Hasibuan, 2005: 202)
Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan tidak melakukan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan peraturan yang lebih baik, tetapi kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan dan kadang-kadang berprestasi lebih baik dari pada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja (Handoko, 2001: 196)
Arni Muhammad ( 2000: 79) mengemukakan dua hal yang menyebabkan orang – orang tidak puas dengan pekerjaannya, yaitu:
a. Apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya.
b. Apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Ketidakpuasan kerja berhubungan dengan komunikasi.
Menurut Wayne (2005:126-127), ada empat asumsi utama tentang faktor yang memberi andil dan berkaitan dengan efek negatif terhadap vitalitas (peningkatan) kerja seseorang, yaitu:
1. Seberapa jauh harapan pegawai dipenuhi oleh organisasi.
2. Apa yang dipikirkan pegawai mengenai peluang mereka dalam organisasi
3. Bagaimana pendapat pegawai mengenai seberapa banyak pemenuhan yang diperoleh dari pekerjaan dalam organisasi.
4. Bagaimana persepsi pegawai mengenai kinerja mereka dalam organisasi
Untuk mengukur tingkat kepuasan kerja dalam hubungannya dengan kepuasan komunikasi organisasi dijabarkan oleh Downs dan Hazen (dalam Wayne, 2005: 164), yaitu :
1) Sejauh mana komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang para pegawai untuk memenuhi tujuan organisasi dan untuk berpihak pada organisasi.
2) Sejauh mana para penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan menawarkan bimbingan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan
3) Sejauh mana para individu menerima inforamasi tentang lingkungan kerja saat itu.
4) Sejauh mana pertemuan-pertemuan diatur dengan baik, pengarahan tertulis singkat dan jelas, dan jumlah komunikasi dalam organisasi cukup.
5) Sejauh mana terjadinya desas desus dan komunikasi horizontal yang cermat dan mengalir bebas
6) Sejauh mana inforamasi tentang organisasi sebagai suatu keseluruhan yang memadai
7) Sejauh mana para bawahan responsif terhadap komunikasi ke bawah dan memperkirakan kebutuhan penyelia
8) Sejauh mana pegawai merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana mereka dinilai dan bagaimana kinerja mereke dihargai.
Kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal afektif, sedangkan iklim merupakan deskripsi kondisi bagi individu. Iklim terdiri dari suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau organiasi. Kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Iklim merupakan suatu istilah yang menandai beberapa sifat keseluruhan organisasi atau salah satu sifat unit bagiannya yang lengkap, kepuasan menggambarkan evaluasi pribadi atas keadaan internal. (Wayne, 2005: 163-164)

1). Iklim komunikasi organisasi
Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi. Usaha dalam hal ini merujuk kepada penggunaan tubuh secara fisik dalam bentuk mengangkat, berbicara, atau berjalan, dan memecahkan masalah.(Arni Muhammad, 2000:87)
Usaha biasanya terdiri atas 4 unsur :
1. Aktivitas
2. Langkah-langkah pelaksanaan kerja
3. Kualias hasil
4. Pola waktu kerja
Kesediaan untuk melakukan usaha sungguh-sungguh atas nama organisasi adalah satu dari tiga faktor komitmen organisasi. Kepercayaan yang kuat serta penerimaan atas tujuan serta nilai-nilai organisasi, dan keinginan yang besar untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi adalah dua factor komitmen organisasi lainya. mowday, Steers, dan Porter, (1979 : 226), (dalam Wayne, 2005:155)
Menurut Redding (dalam Don F Faulus dan Wayne, 2005:154), Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa:
a. Organsasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko;
b. Mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka;
c. menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi;
d. Mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi
e. Secara aktif member penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan – keputusan dalam organisasi
f. Menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan member tantangan.
Dennis (1975), (dalam Muhammad, 2000: 86) mengemukakan iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi didlam organisasi. Hal yang menjadi pokok persoalan utama dari iklim komunikasi adalah hal-hal berikut:
1. Persepsi mengenai sumber komunikasi dan hubungannya dalam organisasi.
2. Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi.
3. Persepsi mengenai organisasi itu sendiri.
Iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai konsekuensi penting bagi pergantian dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi. Proses-proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar organisasi.
Iklim komunikasi yang suportif akan mendorong para pegawai berpartisipasi, berkomunikasi secara terbuka (memiliki perasaan bebas dalam tukar menukar informasi dan berkomunikasi), rileks, ramah-tamah dengan pegawai lainnya. Iklim komunikasi yang suportif akan berimplikasi pada meningkatnya perasaan pegawai bahwa mereka adalah bagian dari organisasi, menciptakan perasaan bahwa diri mereka berharga. Kondisi tersebut akan sangat kuat mempengaruhi penghargaan diri (self esteem), komitmen terhadap organisasi dan perilaku yang kooperatif. Iklim yang sehat juga mencerminkan kemampuan organisasi dalam mengantisipasi terjadinya konflik.
Penelitian yang dilakukan Redding menunjukkan bahwa iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan. Redding (dalam Wayne 2005: 155) mengemukakan lima dimensi penting iklim komunikasi:
1. Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
2. Partisipasi membuat keputusan.
3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia.
4. Keterbukaan dan keterusterangan.
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
R. Wayne Pace dan Brent D. Paterson (2005: 159) menunjukkan enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, yaitu:
1. Kepercayaan, personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya keprcayaan, keyakinan dsb.
2. Pembuatan keputusan bersama, para pegawai disemua tingkat harus diberikan kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka.
3. Kejujuran, para pegawai harus mampu mengatakan ”apa yang ada di pikiran mereka”.
4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kecuali untuk informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubunga langsung dengan tugas mereka saat itu.
5. Mendengarkan dalam komuniukasi ke atas, personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengrkan saran-saran atau laporan masalah yang dikemukakan personel disetiap tingkat baawahan dalam organiasi.
6. Perhatian pada tujaun-tujuan berkinerja tinggi, personel di semua tingkat dalm organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan – tujuan yang berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi.
c. Kerangka berfikir
Manusia sebagai tenaga kerja atau karyawan yang bekerja di suatu instansi/perusahaan merupakan suatu aset perusahaan yang sangat berharga. Kemajuan perusahan tergantung kepada skill dan kinerja karyawan. Untuk itu, sangat dibutuhkan perhatian dan semangat ataupun motivasi kerja yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan.
Komunikasi organisasi merupakan salah satu faktor yang secara berpengaruh terhadap penigkatan kinerja pegawai, baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal. Komunikasi intern yang efektif akan tercapai jika informasi, ide, pesan maupun gagasan disampaikan dengan jelas, dipersepsi, dimengerti dan dilaksanakan sama dengan maksud si pengirim pesan.
Melalui komunikasi organisasi, segala aspek informasi akan terpenuhi. Akan tercipta saling pengertian antara sesama unit ataupun bagian dalam suatu organisasi tersebut. Bawahan tidak akan merasa kekurangan informasi, dan tentu saja lebih merasa sebagai bagian yang penting dari perusahaan karena selalu mendapatkan informasi yang cukup. Sementara atasan, dapat lebih mengkomunikasikan hal – hal yang berkaitan dengan perusahaan secara lebih efektif, sehingga tugas – tugas yang akan diberikan kepada karyawan dapat dimengerti dengan baik oleh karyawan tersebut.
Melalui komunikasi maka rasa ingin tahu yang tidak tersalurkan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja. Komunikasi memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat pegawai bertindak leluasa dan dengan perasaan tanggung jawab pada diri sendiri dan pada waktu bersama mengembangkan semangat kerja dalam organisasi.
Pada dasarnya, komunikasi organisasi sangat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan. Dengan adanya komunikasi organisasi yang berjalan dengan baik, diharapkan kinerja karyawan akan semangkin mengalami peningkatan. Secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut :


Komunikasi organisasi
1. Komunikasi top down
Pemberian perintah, penyampaian informasi, pujian dan teguran kepada bawahan

2. Komunikasi down up
Pemberian informasi, saran, menyampaikan keluhan seputar pekerjaan kepada atasan

3. Komunikasi horizontal
Adanya tukar pendapat (sharing), diskusi, rapat komisi, interaksi pribadi. Frekuensi berkomunikasi dengan teman sekerja.
Peningkatan kinerja
Adanya kejujuran, kedisiplinan, penghargaan atas prestasi kerja, tanggung jawab, kerja sama, penyampaian informasi yang dianggap penting oleh atasan, reward, kesempatan mengembangkan karier, kepuasan kerja.


Gambar 1.1 : Kerangka berfikir

d. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998 : 68). Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis yakni “Ada pengaruh antara komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. Buana Wiralestari - Naga Mas Estate, Region Kampar, Riau.”


2. Konsep Operasional
Konsep operasional adalah konsep yang digunakan untuk memberikan penjelasan terhadap konsep teori. Guna untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan dalam memahami penelitian tentang pengaruh komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja.
Permasalahan ini mengandung dua variable, variabel X yang merupakan variabel bebas adalah pengaruh komunikasi organisasi, variabel Y yang merupakan variabel terikat yaitu peningkatan kinerja karyawan. Dari konsep teori diatas, Peneliti mencoba untuk melihat pengaruh komunikasi organsiasi terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Untuk itu perlu diketahui indikator-indikator berpengaruh atau tidaknya komunikasi organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan, yaitu:

a. Indikator komunikasi organisasi
Menurut R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya komunikasi organisasi, strategi meningkatkan kinerja perusahaan, indikator komunikasi ogranisasi sebagai berikut
1) Terjadinya komunikasi top down (dari atasan kepada bawahan), yaitu:
a) Pemberian perintah dari atasan kepada bawahan, baik secara langsung atau melalui tulisan.
b) Penyampaian informasi kepada para karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan atau informasi perusahaan yang bersifat umum.
c) Pemberian pujian oleh atasan kepada bawahan atas prestasi kerjanya.
d) Teguran kepada bawahan atas kelalaian kerjanya
2) Terjadinya komunikasi down up (dari bawahan kepada atasan), yaitu dalam bentuk:
a) Adanya pemberian informasi kepada atasan dari bawahan mengenai pekerjaan, prestasi, kemajuan atau rencana-rencana untuk waktu mendatang.
b) Pemberian saran atau gagasan dari bawahan kepada atasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka atau organisasi secara keseluruhan.
c) Para pegawai mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan mereka kepada atasan seputar pekerjaan, rekan kerja, dan organisasi.
3) Terjadinya komunikasi horisontal (antara unit-unit yang sama), yaitu dalam bentuk:
a) Terjadinya tukar pendapat atau sharing antara unit atau bagian yang sama.
b) Adanya diskusi-diskusi yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
c) Terjadinya rapat komisi, interaksi pribadi, perbincangan selama waktu istirahat diantara sesama unit/bagian mengenai pekerjaan karyawan.

b. Indikator peningkatan kinerja karyawan.
Berdasarkan kerangka teoritis diatas, maka kinerja karyawan dapat di katakan mengalami peningkatan apabila:
1) Atasan memiliki kepercayaan dan kejujuran yang tinggi pada bawahannya.
2) Bawahan memiliki kepercayaan dan kejujuran yang tinggi pada atasannya.
3) Terjadinya komunikasi disetiap tingkat jabatan mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan mereka.
4) Informasi yang diterima dari bawahan dianggap cukup penting oleh atasan
5) Semua personel dapat mengatakan ”isi pikiran mereka.”
6) Karyawan merasa mereka dihargai kinerjanya oleh atasan.
7) Adanya hubungan yang baik antara sesama teman sekerja.
8) Karyawan merasa nyaman bekerja.
9) Karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan karier.
10) Karyawan merasa puas dengan pekerjaanny

H. Metodologi Penelitian
1. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini sesuai dengan desaign penelitian yang meneliti tentang pengaruh komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan. Metode ini akan menjawab bagiamana pengaruh komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan, dan menguji hipotesis yang telah diuraikan di atas yaitu ”terdapat pengaruh antara komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. Naga Mas Estate.”
Metode korelasional digunakan untuk mengukur hubungan di antara berbagai variabel, meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel terikat. (Rakhmat, 2004: 27). Adapun interpretasi terhadap nilai r hasil analissi korelasi adalah :
Tabel 1.1. Interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi
Interval Nilai r*) Interpretasi
0,001 – 0,200 Korelasi sangat lemah
0,201 – 0,400 Korelasi lemah
0,401 – 0,600 Korelasi cukup kuat
0,601 – 0,800 Korelasi kuat
0,801 – 1,000 Korelasi sangat kuat
*) Interpretasi berlaku untuk nilai r positif maupun negatif

2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Buana Wiralestari Mas, Perkebunan Naga Mas Estate, Region Kampar, yang berada di Desa Sekijang Kec. Tapung Hilir, Kab. Kampar, Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai 30 April, tahun 2010.

3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di PT. Naga Mas Estate. Sementara objek dalam penelitian ini adalah pengaruh komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan.

4. Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di PT. Naga Mas Estate yang berjumlah 511 orang. Pengambilan sampel dengan cara stratifikasi (stratified random sampling), dimana suatu populasi yang dianggap heterogen menurut karakteristik tertentu dikelompokkan ke dalam beberapa subpopulasi. Sehingga setiap kelompok akan memiliki anggota sampel yang relatif homogen. Lalu dari tiap subpopulasi ini diambil anggota sampelnya (Umar, 2002: 130).
Pengambilan sampel dengan cara stratifikasi yang akan peneliti gunakan adalah jenis sampel berstrata proporsional, yaitu dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata, angka yang menunjukkan berapa persen dari setiap strata disebut pecahan sampling. Berikut adalah sampel yang peneliti ambil;
Tabel 1.2. Ukuran sampel yang akan diambil
Jabatan Ukuran populasi % dalam populasi Pecahan sampling N sampel % dalam sampel
SKU B
SKU H 81
430 16%
84% 0,10
0,10 8
43 16%
84%
Jumlah 511 orang 100 % 51 orang 100 %

Jadi, dari tabel diatas, sampel yang akan diambil adalah sebanyak 51 orang, dari karyawan SKU B 8 orang dan karyawan SKU H sebanyak 43 orang
5. Tehnik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui :
a. Angket, yaitu menyebarkan sejumlah pertanyaan terhadap responden (karyawan, red) di perusahaan tersebut, jumlahnya disesuaikan dengan jumlah sampel. Pertanyaan yang akan diajukan mengacu kepada indikator dari kedua variabel dalam penelitian ini. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data seputar komunikasi organisasi dan peningkatan kinerja karyawan. Karena angket ini bersifat tertutup, maka penulis menyajikan pilihan jawaban dengan skor :

1) Jawaban A diberi skor 5
2) Jawaban B diberi skor 4
3) Jawaban C diberi skor 3
4) Jawaban D diberi skor 2
5) Jawaban E diberi skor 1
b. Observasi atau pengamantan, yaitu pemilahan, perubahan, pencatatan dan pengkodean serangkaian prilaku dan aktifitas serta suasana kerja yang sesuai dengan tujuan empiris penelitian, Karl Weick (dalam Rakhmat, 2007: 83). Dalam hal ini peneliti ingin mengamati segala aktifitas komunikasi organisasi yang ada di PT. Naga Mas, dan juga peningkatan kinerja karyawan seperti aktifitas karyawan, kegiatan komunikasi karyawan, serta hal-hal yang dianggap perlu dalam penelitian ini.
c. Wawancara, merupakan data yang diambil berdasarkan hasil wawancara langusng dengan responden. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang mungkin tidak terjawab dengan angket.
d. Dokumentasi, yaitu dokumen – dokumen dari PT. Naga Mas dan memilihnya sesuai dengan kebutuhan penelitian
6. Instrumen penelitian
a. validits instrumen
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang akan diukur. Jika periset menggunkana kuisioner dalam usahanya mengumpulkan data, kuisioner yang disusun periset harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuisioner teruji validitasnya, maka data dapat dikatakan valid. ( umar, 2002:100)
Untuk menguji validitas angket, penulis menggunakan rumus tehnik korelasi pearson product moment, yang rumusnya adalah sebagai berikut

Keterangan :
r = koefisien korelasi, besarnya antara 0 s/d 1
X dan Y = Variabel Penelitian ( Harwijaya, 2008: 88)

Untuk menguji validitas instrumen dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Mengadakan uji coba kepada seluruh responden
2) Menglompokkan item dari jawaban ke dalam butir dan jumlah skor total yang diperoleh dari masing – masing responden.
3) Dari skor yang diperoleh, kemudian dibuat perhitungan validitas
4) Mengkonsultasikan hasil tersebut kedalam tabel r kritik product moment dengan kaidah keputusan apabila rhitung > rtabel, maka instrument dikatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka instrument dikatakan tidak valid dan tidak layak untuk digunakan untuk pengambilan data.
b. Reabilitas
Jika alat ukur telah dinyatakan valid, berikutnya adalah alat ukur tersebut diuji reabilitasnya. Reabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. (Umar, 2002:108). Ada cukup banyak tenhik yang dapat digunakan untuk menguji reabilitas data, karena data pada penelitian ini berbentuk data interval, maka alat ukur reabilitas yang tepat adalah dengan menggunakan tehnik Cronbach, alpha sebesar 5% dengan rumus sebagai berikut;

(Umar, 2002: 120)
7. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau aturan – aturan sesuai dengan pendekatan penelitian. (Arikunto, 1998: 240). Adapun tehnik analisis yang digunakan adalah :
a. Tehnik analisis deskriptif persentase
Tehnik deskriptif persentase ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada dalam penelitian, yaitu variabel komunikasi organisasi dan variabel peningkatan kinerja.
Langkah – langkah yang ditempuh untuk menguji variabel dengan menggunakan tehnik deskriptif persentase ini adalah :
1. Membuat tabel distribusi angket variabel (X) dan variabel (Y)
2. Menentukan skor responden dengan skor yang telah ditentukan
3. Menjumlahkan skor yang diperoleh setiap responden
4. Memasukkan skor tersebut kedalam rumus
% = F. 100%
N


Keterangan :

F = skor yang diperoleh (total)
N = skor ideal
% = persentase

b. Analisis regresi linier sederhana
Analisis ini untuk menganalisi data penelitian mengenai pengaruh komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja di PT. Naga Mas Estate.
1) Persamaan regresi linier
Bentuk persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
Ÿ = a + bX
Dimana : Y = Variabel terikat
X = Variabel terikat
a = konstanta
b = koefisien regresi variabel bebas
dan (Umar, 2002: 165)
2) Koefisien determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap terikat (Y), digunakan rumus sebagai berikut :

keterangan :
r² = koefisien korelasi
b = koefisien regresi X dari persamaan regresi
n = jumlah data
X = skor variable X
Y = skor variabel Y ( Harwijaya, 2008: 104)


c. Uji hipotesis
Adapun rumusan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihilnya (Ho), yang ditetapkan adalah; (Hartono, 2004: 96)
Ha = Ada korelasi positif yang signifikan antara komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. Naga Mas Estate
Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara komunikasi organisasi terhadap peningktan kinerja karyawan PT. Naga Mas Estate


8. Sistematika penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN, mengetengahkan tentang latar belakang, alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, tekhnik analisis data dan sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN LOKASI PENELITIAN, mengemukakan pembahasan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang terdiri dari sejarah Perkebunan Kelapa Sawit PT. Naga Mas.
BAB III : PENYAJIAN DATA, berisikan komunikasi organisasi yang terjadi dan kinerja karyawan.
BAB IV : ANALISIS DATA
BAB V : PENUTUP, pembahasan dalam bab ini merupakan hasil kajian secara keseluruhan dalam bentuk kesimpulan dan saran.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Minggu, 15 November 2009

smile

"smile".. sebuah kata yang simple dan terlihat sepele namun memberikan makna yang sangat luar biasa. gimana ngak..? dengan senyum kita bisa memberikan aura positif terhadap orang - orang yang ada di sekitar kita. dengan sedikit senyum, kita sudah bisa mengawali hari penuh keceriaan dan semangat baru. sebagai orang yang selalu berinteraksi dengan orang lain, kita membutuhkan keakraban dan kehangatan dari orang - orang sekirar... jadi.. senyum merupakan salah satu solusi yang efektif untuk memulaihari menjadi lebih baik. semoga..

smile

"smile".. sebuah kata yang simple dan terlihat sepele namun memberikan makna yang sangat luar biasa. gimana ngak..? dengan senyum kita bisa memberikan aura positif terhadap orang - orang yang ada di sekitar kita. dengan sedikit senyum, kita sudah bisa mengawali hari penuh keceriaan dan semangat baru. sebagai orang yang selalu berinteraksi dengan orang lain, kita membutuhkan keakraban dan kehangatan dari orang - orang sekirar... jadi.. senyum merupakan salah satu solusi yang efektif untuk memulaihari menjadi lebih baik. semoga..

Minggu, 08 November 2009

berfikir positit

life is so easy if we can handle our problem with smile, itu kata-kata yang saya dapatkan dari seorang sahabat yang banyak memberikan inspirasi buat saya. memang dalam hidup ini kita harus banyak tersenyum, selain akan memberikan aura positif bagi orang yang ada di sekitar kita, juga akan menambah kepercayaan diri. bersambung yah.. low bad..

Minggu, 06 September 2009

puisi

Assalamualaikum… selamat pagi.. rasanya sudah lama sekali tidak ngeblog.. karena dua bulan kukerta (kuliah kerja nyata) di pelalawan, jadi gak bisa ngenet. Tapi Alhamdulillah kukerta udah selesai.. jadi bisa ngutak ngatik blog lagi, ya sambil belajar buat blog yang lebih bagus dari ini. Sebernarnya penulis juga bingung, apa sich yang mau di tulis pagi ini. Ngak tau kenapa susah banget dapet inspirasi. Ehm… jadi mungkin hanya beberapa paragraf puisi yang bisa penulis suguhkan,,, gak tau juga neh.. jadi sok puitis.. ow ya.. bentar lagi hari raya idul fitri, mohon maaf lahir bathin.. mudik lagi.. jadi mungkin setelah lebaran baru bisa ngenet lagi…..
Jika kita bicara cinta..
Maka yang paling kekal adalah cinta pada Allah..
Jika kita bicara cinta…
Adalah mencoba untuk menghargai diri sendiri.
Jika kita bicara cinta…
Yang akan muncul adalah hati yang terpaut..
Jika kita bicara cinta..
Akan ada rasa sayang dan memahami..
Jika kia bicara cinta….
Ada hati yang tersakiti karena cintanya tak terbalasakan …
Jika kita bicara cinta…
Akan hadir semangat luar biasa dalam mengarungi hidup..
Jika kita bicara cinta…..
Ada perasaan menyesal telah mencintai..
Jika kita bicara cinta..
Akan ada kebencian dan kemunafikan…
Jika kita bicara cinta..
Akan hadir air mata dan bahagia..
Jika kita bicara cinta…
Tercipta kedamaian dan anugerah…
Jika kita bicara cinta..
Akan tercipta sejuta cerita..
Jika kita bicara cinta.. ?????

Buat teman- teman public relations UIN Suska Riau, jangan lupa kita buka puasa bersama di aula sukajadi, rabu, 9 september 2009, buka bersama kali ini juga akan diikuti oleh seluruh mahasiswa se-lingkungan fakultas dakwah dan ilmu komunikasi. So.. don’t over come… buat pendaftaran kontribusi Rp. 15.000,- , teman – teman bisa daftar di stand yang udah di buka di fakultas kita yah…

himkah ramadhan

Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu, kita sudah memasuki separuh bulan ramadhan. Bulan yang sangat diagung – agungkan oleh seluruh umat islam di dunia. Bulan yang penuh rakhmat, barokah dan ampunan. Bulan yang penuh dengan suka cita, dan memiliki aura tersendiri. Bulan yang sangat ditunggu oleh umat islam, karena di bulan ini Allah membuka pintu syurga selebar – lebarnya, tentunya untuk orang yang mau mendekatkan diri pada Allah.Sebagai seorang muslim, saya juga sangat besyukur dapat kembali menikmati indahnya bulan ramadhan. Masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan itu.
Pada bulan ramadhan juga dipenuhi oleh budaya dan tradisi yang tidak kita jumpai di bulan – bulan yang lain. Dari mulai makanan yang hanya ada pada bulan ramadhan sampai dengan tradisi mudik lebaran. Tapi perlu kita ingat bahwa ada beberapa hal yang perlu kita waspadai di bulan ramadhan, hal ini kita lakukan untuk menjaga ibadah kita, menjaga diri kita dari hal – hal yang seharusnya tidak kita lakukan. Supaya kita tidak terjebak dalam hal yang kita anggap positif, tetapi ternyata membawa kita pada perbuatan yang dimurkai oleh Allah.
Salah satu tradisi yang sangat dominan adalah saat berbuka puasa, biasanya di minggu pertama bulan ramadhan kita cenderung menyajikan menu yang bermacam – macam (penulis juga, hehe), dari mulai makanan ringan sampai yang berat. Sebelum makan nasi, biasanya makanan penghantar seperti es campur, kolding, aneka jenis kue,roti, buah dan masih banyak lagi. Sedangkan kita berpuasa adalah untuk belajar merasakan penderitaan saudara kita yang kurang mampu, bagaimana mereka sehari – hari menahan rasa lapar, mungkin hanya makan satu kali dalam satu hari, begitu susahnya kehidupan yang harus mereka jalani, untuk mendaptkan sesuap nasi saja harus berkerja keras, yang mungkin tidak pernah kita lakukan. Kalau cara kita menjalankan ibadah puasa seperti itu, bagaimana kita dapat mengambil hikmah puasa itu sendiri, dengan aneka makanan yang amat berlebihan dan pada akhirnya akan terbuang, belum lagi perut yang kekenyangan dan toh akhirnya menjadi alasan utnuk tidak tarawih , atau shalat kita yang tidak khusyu karena terlalu banyak makan.
Kemudaian tradisi membeli baju baru pada hari raya idul fitri, nah.. karena yang satu ini, kriminalitas bertambah. Demi sepasang baju baru, banyak orang yang nekat mencuri, massya Allah… padahal, berkah ramadahan bukan terletak pada pakaian yang bagus dan baru, sepatu baru, atau kendaraan baru, tetapi pada susunan hati yang baru, hati yang lebih lapang, lebih taqwa, hati yang lebih istiqomah dan lebih taat menjalankan kewajiban yang telah di gariskan oleh sang pencipta. Itulah kemenangan yang sesungguhnya, kemenagan yang mungkin dirasakan oleh sebahagian kecil umat muslim (mungkin penulis juga belum termasuk kategori itu, huh..).
Mari kita sama – sama memperbaiki diri, memanfaatkan momentum bulan ramadhan yang hanya sekejab saja. Beribadhan sebanyak mungkin, bersedekah semampu yang kita bisa. Menjalin silaturrahmi dengan seasama, supaya kita bisa mendapatkan berkahnya bulan ramadhan. Bersihkan hati dari segala prasangka buruk, langkahkan kaki menuju tempat ibadah dan arahkan mata serta fikiran untuk melakukan hal – hal yang positif,. Selamat berpuasa semuanya, semoga kita termasuk orang yang beruntung.. amin.

Selasa, 16 Juni 2009

refresh..

assw.... halow guyzzz...
hari ini ke perpus sendiri, ngerjain tugas sendiri(ya iya lah.. wong tugas pribadi, hwehehe)...
huh... di perpus conect cuwma satu geh...
but.. tetep semangat dunk..
eh.. bentar lagi kkn (bukan korupsi, kolusi dan nepotisme loh,,,hehe), kuliah kerja nyata, biasanya sich selama dua bulan. ya.. kita detempatkan di suatu daerah, dan yang pasti masih tertinggal atau paling tidak desa yang masih tahap pemekaran atau pengembangan..
nah... kebetulan neh aku dapet di kabupaten pelalawan,,, kecamatan pangkalan kuras, desa kesuma,
mudah - mudahan aja bisa menjalankan program ini dengan sebagik - baiknya..
amin...
see yuh...
mo ke bank dulu neh.. hehe,,
bye,,,